RSS Subscription

Subscribe via RSS reader:
Subscribe via Email Address:
 

Keagungan Wanita Dalam Islam (1)

Posted By Pekikz On 15:51 Under
Sungguh, wanita adalah makhuq yang mulia. Bagaimana tidak? Di merekalah kita dikandung selama kurang lebih 9 bulan dengan keadaan yang payah. Dan Alloh menghendaki dari merekalah kita dilahirkan dalam kondisi sakit yang amat, hingga tak sedikit dari mereka yang meninggal ketika hendak melahirkan kita.

Namun, ternyata ada pula hal yang menjadikan kita harus mengurut dada, yaitu celotehan kotor dari sebagian orang yang mengatakan bahwa agama islam tidak menghormati wanita, dan beberapa hukum islam mendzolimi wanita? Fasubhanalloh, tahukah mereka hakekat yang mereka ucapkan, ataukah ini hanya membeo pada ucapan orang-orang kafir barat yang memang sangat gencar menyerang islam dengan berusaha memburukan citra dan keagungannya.

Perhatikanlah wahai saudaraku, islam datang untuk membawa rohmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman-Nya:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah kami mengutusmu kecuali sebagai rohmat bagi seluruh alam.” (QS.al-Anbiya’: 107)

Wanita adalah bagian utama dalam kehidupan di alam semesta, tidak akan baik sebuah kehidupan tanpa pengagungan dan penghormatan kepada mereka, lalu akankah islam mendzoliminya? Tidak, demi Alloh tidak.

Dari sini marilah kita menelusuri bagaimana sebenarnya islam memperlakukan kaum hawa, baik saat menjadi apapun diam saat masih seorang anak, menjadi istri, menjadi ibu, menjadi saudara wanita, menjadi bibi atau lainnya.

Mudah-mudahan Alloh memberikan taufiq-Nya dan menghlangkan syubhat kotor yang terpolusi oleh hitamnya isu persamaan gender dan emansipasi.

SAAT MENJADI ANAK

Pada zaman jahiliyyah, anak wanita benar-benar terhina, orang uta mereka tidak senang dengan kehadirannya bahkan mereka tega membunuhnya dengan menguburnya hidup-hidup. Perhatikanlah gambaran qur’ani berikut:

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ . يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuannya, hitamlah mukanya dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menganggung kehinaan ataukah mengburkannya ke dalam tanah hidup-hidup? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl: 58-59)

Al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan orang jahiliyyah saat mengubur hidup-hidup anak wanitanya, mereka menggunakan dua cara:

Pertama: Dia memerintahkan istrinya apabila akan melahirkan supaya berada di dekat kubangan, lalu apabila yang lahir adalah laki-laki maka dia membiarkannya, namun apabila perempuan maka segera dilempar ke kubangan tersebut.

Kedua: Ada sebagian lain, yang membiarkan anak wanitanya hidup sampai sekitar usia enam tahun, lalu saat itu dia berkata kepada istrinya: “Hiaslah dan berilah wewangian pada anak ini, saya akan ajak dia mengunjungi kerabatkita.” Ternyata anak tersebut dibawa ke tengah padang pasir sehingga sampai ke sebuah sumur ini. “Dan akhirnya dia mendorong anaknya sehingga jatuh ke dalamnya. (Fathul Bari 10/421)

Namun hal itu sangat berbeda dengan islam yang menganggap bahwa kelahiran seorang anak wanita adalah sebuah kenikmatan agung, dan islam memerintahkan untuk memperhatikan serta mendidik mereka, dan islam memberikan balasan besar bagi yang melakukannya.

Rosululloh sholollohu ‘alaihi wasalam bersabda:
Dari Uqbah bin Amir berkata, “Saya mendengar Rosululloh bersabda: ‘Barang siapa yang mempunyai tiga orang anak wanita lalu sabar menghadapinya dan memberinya pakaian dari hasil usahanya, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari neraka.’” (HR.Ibnu Majah: 3669, Bukhori dalam Adab Mufrod: 76 dan Ahmad 4/154 dengan sanad shohih, lihat ash-shohihah: 294)

عَنْ أَنَسِ بِنْ ماَلِكٍِ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيِهِ وَ سَلَم مَنْ عَلَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ

Dari Anas bin Malik berkata: “Rosululloh bersabda, ‘barang siapa yang memelihara dua anak wanita sehingga baligh, maka dia akan datang pada hari kiamat dan saat itu saya dan dia seperti ini.’ Lalu Rosululloh menyatukan antara jari-jari beliau.” (HR. Muslim 2631)

Dan pada riwayat lain dari Jabir bin Abdillah, Rosululloh sholollohu ‘alaihi wa salam bersabda:
“Barang siapa yang memiliki tiga anak wanita lalu memelihara, mengasih sayanginya dan menanggung hidupnya maka dia pasti masuk surga.” Lalu ada yang bertanya: “Ya Rosululloh, bagaimana kalau hanya dua?” Beliau menjawab: “Meskipun hanya dua.” Maka ada sebagian orang yang mengatakan bahwa seandainya mereka bertanya: “Bagaimana kalau hanya satu, niscaya Rosulullh akan menjawabnya: Meskipun hanya satu. (HR.Ahmad 3/303, ash-shohihah hal: 2679). [sumber: majalah al-Furqon, Tahun 6 edisi 9 dengan beberapa perubahan]

Dipublikasikan oleh: http://www.alilmunet.blogspot.com

Post a Comment