Alloh memerintahkan seluruh hamba yang beriman untuk menjaga sholat-sholat mereka. Firman-Nya:حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
“Peliharalah semua sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wustho dan berdirilah untuk Alloh (dalam sholatmu) dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqoroh : 238)
Termasuk menjaga sholat adalah dengan memperhatikan waktu sholat, batasannya dan selalu koreksi terhadap rukun, kewajiban serta selalu semangat untuk menunaikan dengan optimal.
Mengerjakan tepat pada waktunya, segera menunaikan dan merasa sedih jika ada bagian hak sholat tertinggal, dia memahami andaikan sholat berjama’ahnya ditinggal, maka hilanglah bagiannya dua puluh lipat sholat. (al-wabilus shoib hlm. 16)
Sungguh kam muslimin sejak zaman sahabt sangat perhatian terhadap sholat, mereka selalu menjaga sholat dengan perhatian khusus, teladan mereka adalah Nabi sholollohu ‘alaihi wa salam. Aisyah rodhliyallohu ‘anha berkata:
“Adalah rosululloh mengajak kami berbicara dankami berbicara kepadanya. Apabila telah hadir waktu sholat, seolah-olah beliau tidak mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau.” (Aina nahnu min haaulaa hlm. 165, Abdul Malik al-Qoshim)
Demikian pula generasi setelah para sahabat, mereka berjalan di atas manhaj nabawi. Mereka selalu menjaga sholat.
- Sa’id bin Musayyib rohimahulloh karena semangatnya untuk sholat beliau menjaga diri untuk berada di masjid sebelum adzan berkumandang. Hal itu berlangsung selama empat puluh tahun. Bard Maula Said Musayyib rohimahulloh berkata: “Tidaklah adzan sholat berkumandang sejak empat puluh tahun melainkan Said sudah berada di dalam masjid.” (Thobaqot Hanabilah: 1/141)
- Sufyan bin Uyainah rohimahulloh berkata, “Jangalah engkau seperti hamba yang jelek, engkau tidak dating kecuali hingga idpanggil, datangliah sholat sebelum adzan.” (at-tabshiroh: 1/137)
- Amir bin Abdulloh rohimahulloh sedang sakit sementara rumahnya dekat masjid, ketika adzan berkumandang dia berkata: “Ambillah tanganku bawa ke masjid.” Dikatakan kepadanya: “Engkau ini sedang sakit!” Amir bin Abdulloh berkata: “Aku mendengar panggilan Alloh kemudian aku tdak menjawabnya?!” Mereka akhirnya membawanya ke masjid, kemudian beliau sholat maghrib dan mendapati satu roka’at bersama imam kemudian meninggal dunia. (siyar a’lam nubala: 5/220, adz-Dzahabi)
Allohu Akbar!, begitu indah peri kehidupan mereka!, sampai dalam keadaan sakit sekalipun mereka tetap memperhatikan sholat. lalu bgaimana dengan keadaan orang-orang sekarang yang malas mengerjakan sholat padahal mereka dalam keadaan sehat.
Kemudian yang menyedihkan pula, kaum muslimin meninggalkan sholat karena alasan safar (bepergian jauh). Padahal Alloh ‘azza wa jalla memerintahkan sholat sekalipun dalam keadaan mencekam!!! Allohul musta’an.
Terkahir, wahai orang yang meninggalkan sholat, ambillah bagian dari umurmu dengan amal sholih. Segeralah bangkit dari kelalaianmu dengan menjaga sholat. kamu tidak mengetahui berapa lama lagi yang tersisa dari umurmu, apakah sebulan, seminggu atau bahkan sehari atau sesaat?! Ingatlah selalu firman Alloh subhanahu wa ta’ala yang berbunyi:
إِنَّهُ مَنْ يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لا يَمُوتُ فِيهَا وَلا يَحْيَا
“Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Robbnya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahanam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.” (QS. Thoha: 74)
فَأَمَّا مَنْ طَغَى .وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا .فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى
“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia. Maka sesungguhnya neraka lah tempat tinggalnya.” (QS. An-Nazi’at : 37-39), (Sumber: Majalah al-Furqon edisi 7 tahun ke-9 1431/2010)
Dipublikasikan oleh: www.alilmunet.blogspot.com
Post a Comment